Teguran Lembut dari Allah kepada Hamba-Nya
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Teguran Lembut dari Allah kepada Hamba-Nya adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 15 Rabiul Awal 1446 H / 19 September 2024 M.
Kajian Islam Tentang Teguran Lembut dari Allah kepada Hamba-Nya
MasyaAllah, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan teguran, kita tahu bahwa teguran ini sangat dibutuhkan oleh hamba-Nya untuk kebaikan mereka sendiri. Teguran itu turun dengan kelembutan yang menyentuh hati hamba-hamba yang beriman, agar mereka segera mengikuti teguran tersebut.
Perhatikan bagaimana Allah memberikan peringatan kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hadid:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan tunduk kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diberi Al-Kitab, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid [57]: 16).
Allah menurunkan teguran yang sangat lembut kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum agar mereka dapat mengambil pelajaran dari Al-Qur’an, karena itulah sebaik-baik pelajaran, nasihat, dan petunjuk.
Teguran yang penuh dengan kasih sayang seperti ini akan lebih mudah diterima oleh hamba yang ditegur. Bersamaan dengan itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memaafkan dan mengampuni dosa, kesalahan, serta ketergelinciran hamba-hamba-Nya. Dia menegakkan alasan-alasan mereka, memperbaiki kerusakan yang ada dalam diri mereka, dan senantiasa membela mereka. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membela orang-orang yang beriman dan menjaga mereka.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍۢ كَفُورٍ
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berkhianat lagi kufur.” (QS. Al-Hajj [22]: 38).
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan sangat penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegur hamba-hamba-Nya yang berbuat salah, dan di saat yang sama, Dia menerima tobat mereka, mengampuni dosa-dosa, serta memaafkan kesalahan-kesalahan mereka. Allah menolong mereka, menjamin kebaikan dan kemaslahatan bagi mereka, serta menyelamatkan dari semua kesusahan. Dia juga menyempurnakan janji-Nya bagi mereka.
Allah adalah Wali (pelindung atau penolong) bagi orang-orang yang beriman, dan tidak ada penolong lain selain Dia. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak hamba-Nya untuk hanya berlindung kepada-Nya, tanpa menjadikan makhluk sebagai tempat bersandar, karena makhluk tidak memiliki kemampuan untuk itu. Dan ketika seorang hamba melakukan kesalahan, Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap memberikan pengampunan dan hidayah, serta membimbing hamba tersebut untuk segera kembali kepada-Nya.
Dialah pelindung bagi hamba-hamba yang beriman. Sesungguhnya, Dia-lah penolong mereka dalam menghadapi musuh-musuh mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak butuh kepada kita, tetapi kitalah yang butuh kepada-Nya. Bersamaan dengan itu Dia mengajak kita untuk bersandar kepada-Nya dan berlindung kepada-Nya. Allah berjanji, siapa yang berlindung kepada-Nya akan dilindungi, dan siapa yang menjaga agama-Nya, Allah akan menjaganya.
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi).
Lihat juga: Hadits Arbain ke 19 – Jagalah Allah Niscaya Allah Menjagamu
Allah tidak membutuhkan semua ini karena Dia Mahakaya pada Dzat-Nya, tidak membutuhkan balasan apa pun. Ketika Allah menyebutkan tujuan penciptaan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya, Dia menegaskan bahwa Dia tidak butuh ibadah tersebut. Firman Allah:
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
“Aku tidak membutuhkan rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak membutuhkan supaya mereka memberi Aku makan.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 57).
Allah Mahakaya, dan justru makhluklah yang diciptakan dalam keadaan miskin, penuh kelemahan, serta butuh kepada Allah. Jika Allah berpaling dari mereka, Dia tidak akan rugi, justru mereka yang akan rugi. Tidak akan mengurangi sedikit pun dari kesempurnaan dan kemahamuliaan Allah.
Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat yang Mahasempurna kebaikan-Nya, rahmat-Nya, dan kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Bersamaan dengan itu, Dia tidak membutuhkan balasan dari mereka.
Ketika hati manusia memahami penjelasan dari ayat-ayat Al-Qur’an tentang Allah Yang Maha Menguasai langit dan bumi, Mahaagung, serta Maha Penyayang. Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahaindah dalam teguran-Nya, selalu menegur dengan sebaik-baik teguran demi kemaslahatan hamba-hamba-Nya, dan Dia tidak butuh balasan dari mereka. Jika hati manusia memahami seperti ini sifat-sifat-Nya, bagaimana mungkin mereka tidak berlomba-lomba mendekatkan diri kepada-Nya, meraih kecintaan-Nya, dan menjadikan ridha-Nya sebagai tujuan utama dalam hidup dibandingkan keridhaan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Al-Qur’an ketika menjelaskan kepada kita keindahan sifat-sifat Allah bertujuan agar kita mencintai-Nya. Inilah sebabnya mengapa pelajaran tentang nama-nama Allah yang Mahaindah dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi merupakan ilmu yang paling mulia dalam Islam. Hati manusia, secara fitrah, mencintai keindahan dan kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kebaikan yang berlimpah kepada hamba-hamba-Nya.
Ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan agar kita membacanya dan merenungkan isinya. Itulah sebaik-baik cara untuk menumbuhkan kecintaan di hati kita kepada-Nya, dan membuat kita selalu bersyukur serta memuji-Nya dalam segala keadaan. Inilah kebahagiaan dan kedudukan tertinggi bagi seorang hamba di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54498-teguran-lembut-dari-allah-kepada-hamba-nya/